Jakarta, 17 Juni 2025 — Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia meningkat menjadi 62,7% pada kuartal pertama tahun 2025, naik dari 61,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh percepatan digitalisasi serta dukungan pembiayaan dari lembaga perbankan dan fintech. Banyak pelaku usaha kecil kini mulai memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi point-of-sale (POS) berbasis cloud untuk menjangkau pelanggan lebih luas.

Peningkatan ini didorong oleh percepatan digitalisasi serta dukungan pembiayaan dari lembaga perbankan dan fintech. Banyak pelaku usaha kecil kini mulai memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi point-of-sale (POS) berbasis cloud untuk menjangkau pelanggan lebih luas.

Peningkatan ini didorong oleh percepatan digitalisasi serta dukungan pembiayaan dari lembaga perbankan dan fintech. Banyak pelaku usaha kecil kini mulai memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi point-of-sale (POS) berbasis cloud untuk menjangkau pelanggan lebih luas.

Digitalisasi Jadi Game Changer

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyampaikan bahwa digitalisasi UMKM menjadi penentu keberhasilan dalam adaptasi pascapandemi. “Lebih dari 22 juta UMKM kini telah onboarding ke platform digital. Kami menargetkan 30 juta pada akhir tahun 2025,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/6).

Beberapa sektor UMKM yang mengalami pertumbuhan signifikan antara lain kuliner, fashion lokal, dan kerajinan tangan. Pelaku usaha seperti produsen kopi lokal dan makanan khas daerah dilaporkan mengalami kenaikan penjualan hingga 40% setelah memasarkan produk secara online.

Pendanaan dan Akses Modal Lebih Mudah

Peran teknologi finansial (fintech) juga dianggap sebagai penopang utama pertumbuhan UMKM. Menurut Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), penyaluran dana ke UMKM melalui platform peer-to-peer lending mencapai Rp42 triliun sepanjang semester I 2025.

“Peluang kolaborasi antara pelaku usaha dan penyedia teknologi semakin terbuka lebar. Bahkan kini, UMKM bisa mendapatkan pinjaman modal kerja hanya dalam waktu 24 jam,” ujar Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi.

Bank-bank besar seperti BRI dan BCA juga meluncurkan produk digital khusus UMKM dengan bunga kompetitif dan fitur edukasi bisnis.

Tantangan Masih Ada

Meski demikian, tantangan tetap ada. Beberapa pelaku UMKM mengeluhkan keterbatasan literasi digital dan akses terhadap pelatihan bisnis. Pemerintah pun terus mendorong pelatihan gratis melalui program seperti Kelas Wirausaha Digital dan Inkubator Bisnis.

Analis ekonomi dari Universitas Indonesia, Destry Damayanti, menyarankan agar pelaku UMKM fokus pada inovasi produk dan penguatan merek lokal. “Digitalisasi itu penting, tapi lebih penting lagi bagaimana UMKM bisa menciptakan nilai tambah dan diferensiasi produk di pasar global,” katanya.

Harapan ke Depan

Dengan dukungan yang semakin kuat dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, UMKM diprediksi akan menjadi motor utama pemulihan ekonomi Indonesia. Penerapan teknologi, kolaborasi dengan ekosistem digital, serta peningkatan kualitas SDM menjadi faktor krusial dalam mengakselerasi pertumbuhan bisnis skala kecil dan menengah.